Semenjak pandemi Covid 19 masuk ke Indonesia pada Maret 2020, pelaksanaan pembelajaran di Madrasah berubah dari pembelajaran tatap muka (PTM) menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ). Pergantian ini membuat pembinaan dan pembiasaan nilai spiritual dan praktek ibadah yang dilakukan di Madrasah menjadi tidak optimal. Pembiasaan sholat dhuha, membaca Al-Qur’an dan sholat wajib secara berjamaah di madrasah tidak dapat dilaksanakan, sehingga pengawasan praktek ibadah terhadap siswa menjadi hal yang sulit dilakukan. Menurunnya pengawasaan dan pembinaan memengaruhi kualitas nilai spiritual dan praktek ibadah siswa. Hal inilah yang menjadi issue di MTsN 21 Jakarta khususnya untuk peserta didik kelas VII. Perlunya metode pembiasaan yang tepat untuk mengatasi kendala sulitnya adaptasi praktek ibadah peserta didik di masa pandemi ini membuat guru Fikih harus bisa berinovasi dan mengemas kegiatan pembiasaan sebaik mungkin. Keberhasilan Guru Fikih dapat dilihat dari tingkat religiusitas peserta didiknya. Output pembelajaran Fikih bukan hanya dari segi nilai pengetahuan semata namun juga dari segi spiritual, adanya perubahan perilaku menjadi lebih beriman dan bertaqwa kepada Allah dan peningkatan praktek ibadah yang dilakukan dengan penuh kekhusyuan, keikhlasan, keistiqomahan sesuai dengan disiplin ilmu fikih yang dipelajari di Madrasah.