Detail Cantuman

Image of PENERAPAN MODEL NON-DIRECTIVE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWA MAN 3 JAKARTA

Text

PENERAPAN MODEL NON-DIRECTIVE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWA MAN 3 JAKARTA


201900291LA.0291My Library (lantai 2)Tersedia
Model non-directive ini merupakan metode pengajaran personal yang memiliki beberapa tujuan. Salah satunya adalah menuntun peserta didik untuk memiliki kekuatan mental yang baik dan kestabilan emosi yang memadai sehingga diharapkan mampu menumbuhkan sikap percaya diri. Menurut beberapa penelitian mengatakan bahwa model pengajaran personal akan meningkatkan prestasi akademik yang berdampak pada psikologi pembelajar. Roebuck, Buhler dan Aspy dalam Joyce (2009 hlm. 366) menyatakan bahwa guru yang mengembangkan model personal sangatlah potensial untuk meningkatkan prestasi peserta didik. Model ini berasal dari kebutuhan dan aspirasi peserta didik itu sendiri, melibatkan semua peserta didik dalam proses menentukan apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya, mengembangkan pemikiran, kreativitas dan ekspresi dalam diri setiap peserta didik. Berdasarkan fakta-fakta di atas, penulis mengangkat judul “Penerapan Model Non-Directive untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Rasa Percaya Diri Pada Siswa MAN 3 Jakarta“Model non-directive ini merupakan metode pengajaran personal yang memiliki beberapa tujuan. Salah satunya adalah menuntun peserta didik untuk memiliki kekuatan mental yang baik dan kestabilan emosi yang memadai sehingga diharapkan mampu menumbuhkan sikap percaya diri. Menurut beberapa penelitian mengatakan bahwa model pengajaran personal akan meningkatkan prestasi akademik yang berdampak pada psikologi pembelajar. Roebuck, Buhler dan Aspy dalam Joyce (2009 hlm. 366) menyatakan bahwa guru yang mengembangkan model personal sangatlah potensial untuk meningkatkan prestasi peserta didik. Model ini berasal dari kebutuhan dan aspirasi peserta didik itu sendiri, melibatkan semua peserta didik dalam proses menentukan apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya, mengembangkan pemikiran, kreativitas dan ekspresi dalam diri setiap peserta didik. Berdasarkan fakta-fakta di atas, penulis mengangkat judul “Penerapan Model Non-Directive untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Rasa Percaya Diri Pada Siswa MAN 3 Jakarta“Model non-directive ini merupakan metode pengajaran personal yang memiliki beberapa tujuan. Salah satunya adalah menuntun peserta didik untuk memiliki kekuatan mental yang baik dan kestabilan emosi yang memadai sehingga diharapkan mampu menumbuhkan sikap percaya diri. Menurut beberapa penelitian mengatakan bahwa model pengajaran personal akan meningkatkan prestasi akademik yang berdampak pada psikologi pembelajar. Roebuck, Buhler dan Aspy dalam Joyce (2009 hlm. 366) menyatakan bahwa guru yang mengembangkan model personal sangatlah potensial untuk meningkatkan prestasi peserta didik. Model ini berasal dari kebutuhan dan aspirasi peserta didik itu sendiri, melibatkan semua peserta didik dalam proses menentukan apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya, mengembangkan pemikiran, kreativitas dan ekspresi dalam diri setiap peserta didik. Berdasarkan fakta-fakta di atas, penulis mengangkat judul “Penerapan Model Non-Directive untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Rasa Percaya Diri Pada Siswa MAN 3 Jakarta“Model non-directive ini merupakan metode pengajaran personal yang memiliki beberapa tujuan. Salah satunya adalah menuntun peserta didik untuk memiliki kekuatan mental yang baik dan kestabilan emosi yang memadai sehingga diharapkan mampu menumbuhkan sikap percaya diri. Menurut beberapa penelitian mengatakan bahwa model pengajaran personal akan meningkatkan prestasi akademik yang berdampak pada psikologi pembelajar. Roebuck, Buhler dan Aspy dalam Joyce (2009 hlm. 366) menyatakan bahwa guru yang mengembangkan model personal sangatlah potensial untuk meningkatkan prestasi peserta didik. Model ini berasal dari kebutuhan dan aspirasi peserta didik itu sendiri, melibatkan semua peserta didik dalam proses menentukan apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya, mengembangkan pemikiran, kreativitas dan ekspresi dalam diri setiap peserta didik. Berdasarkan fakta-fakta di atas, penulis mengangkat judul “Penerapan Model Non-Directive untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Rasa Percaya Diri Pada Siswa MAN 3 Jakarta“Model non-directive ini merupakan metode pengajaran personal yang memiliki beberapa tujuan. Salah satunya adalah menuntun peserta didik untuk memiliki kekuatan mental yang baik dan kestabilan emosi yang memadai sehingga diharapkan mampu menumbuhkan sikap percaya diri. Menurut beberapa penelitian mengatakan bahwa model pengajaran personal akan meningkatkan prestasi akademik yang berdampak pada psikologi pembelajar. Roebuck, Buhler dan Aspy dalam Joyce (2009 hlm. 366) menyatakan bahwa guru yang mengembangkan model personal sangatlah potensial untuk meningkatkan prestasi peserta didik. Model ini berasal dari kebutuhan dan aspirasi peserta didik itu sendiri, melibatkan semua peserta didik dalam proses menentukan apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya, mengembangkan pemikiran, kreativitas dan ekspresi dalam diri setiap peserta didik. Berdasarkan fakta-fakta di atas, penulis mengangkat judul “Penerapan Model Non-Directive untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Rasa Percaya Diri Pada Siswa MAN 3 Jakarta“Model non-directive ini merupakan metode pengajaran personal yang memiliki beberapa tujuan. Salah satunya adalah menuntun peserta didik untuk memiliki kekuatan mental yang baik dan kestabilan emosi yang memadai sehingga diharapkan mampu menumbuhkan sikap percaya diri. Menurut beberapa penelitian mengatakan bahwa model pengajaran personal akan meningkatkan prestasi akademik yang berdampak pada psikologi pembelajar. Roebuck, Buhler dan Aspy dalam Joyce (2009 hlm. 366) menyatakan bahwa guru yang mengembangkan model personal sangatlah potensial untuk meningkatkan prestasi peserta didik. Model ini berasal dari kebutuhan dan aspirasi peserta didik itu sendiri, melibatkan semua peserta didik dalam proses menentukan apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya, mengembangkan pemikiran, kreativitas dan ekspresi dalam diri setiap peserta didik. Berdasarkan fakta-fakta di atas, penulis mengangkat judul “Penerapan Model Non-Directive untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Rasa Percaya Diri Pada Siswa MAN 3 Jakarta“Model non-directive ini merupakan metode pengajaran personal yang memiliki beberapa tujuan. Salah satunya adalah menuntun peserta didik untuk memiliki kekuatan mental yang baik dan kestabilan emosi yang memadai sehingga diharapkan mampu menumbuhkan sikap percaya diri. Menurut beberapa penelitian mengatakan bahwa model pengajaran personal akan meningkatkan prestasi akademik yang berdampak pada psikologi pembelajar. Roebuck, Buhler dan Aspy dalam Joyce (2009 hlm. 366) menyatakan bahwa guru yang mengembangkan model personal sangatlah potensial untuk meningkatkan prestasi peserta didik. Model ini berasal dari kebutuhan dan aspirasi peserta didik itu sendiri, melibatkan semua peserta didik dalam proses menentukan apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya, mengembangkan pemikiran, kreativitas dan ekspresi dalam diri setiap peserta didik. Berdasarkan fakta-fakta di atas, penulis mengangkat judul “Penerapan Model Non-Directive untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Rasa Percaya Diri Pada Siswa MAN 3 Jakarta“Model non-directive ini merupakan metode pengajaran personal yang memiliki beberapa tujuan. Salah satunya adalah menuntun peserta didik untuk memiliki kekuatan mental yang baik dan kestabilan emosi yang memadai sehingga diharapkan mampu menumbuhkan sikap percaya diri. Menurut beberapa penelitian mengatakan bahwa model pengajaran personal akan meningkatkan prestasi akademik yang berdampak pada psikologi pembelajar. Roebuck, Buhler dan Aspy dalam Joyce (2009 hlm. 366) menyatakan bahwa guru yang mengembangkan model personal sangatlah potensial untuk meningkatkan prestasi peserta didik. Model ini berasal dari kebutuhan dan aspirasi peserta didik itu sendiri, melibatkan semua peserta didik dalam proses menentukan apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya, mengembangkan pemikiran, kreativitas dan ekspresi dalam diri setiap peserta didik. Berdasarkan fakta-fakta di atas, penulis mengangkat judul “Penerapan Model Non-Directive untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Rasa Percaya Diri Pada Siswa MAN 3 Jakarta“Model non-directive ini merupakan metode pengajaran personal yang memiliki beberapa tujuan. Salah satunya adalah menuntun peserta didik untuk memiliki kekuatan mental yang baik dan kestabilan emosi yang memadai sehingga diharapkan mampu menumbuhkan sikap percaya diri. Menurut beberapa penelitian mengatakan bahwa model pengajaran personal akan meningkatkan prestasi akademik yang berdampak pada psikologi pembelajar. Roebuck, Buhler dan Aspy dalam Joyce (2009 hlm. 366) menyatakan bahwa guru yang mengembangkan model personal sangatlah potensial untuk meningkatkan prestasi peserta didik. Model ini berasal dari kebutuhan dan aspirasi peserta didik itu sendiri, melibatkan semua peserta didik dalam proses menentukan apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya, mengembangkan pemikiran, kreativitas dan ekspresi dalam diri setiap peserta didik. Berdasarkan fakta-fakta di atas, penulis mengangkat judul “Penerapan Model Non-Directive untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Rasa Percaya Diri Pada Siswa MAN 3 Jakarta“Model non-directive ini merupakan metode pengajaran personal yang memiliki beberapa tujuan. Salah satunya adalah menuntun peserta didik untuk memiliki kekuatan mental yang baik dan kestabilan emosi yang memadai sehingga diharapkan mampu menumbuhkan sikap percaya diri. Menurut beberapa penelitian mengatakan bahwa model pengajaran personal akan meningkatkan prestasi akademik yang berdampak pada psikologi pembelajar. Roebuck, Buhler dan Aspy dalam Joyce (2009 hlm. 366) menyatakan bahwa guru yang mengembangkan model personal sangatlah potensial untuk meningkatkan prestasi peserta didik. Model ini berasal dari kebutuhan dan aspirasi peserta didik itu sendiri, melibatkan semua peserta didik dalam proses menentukan apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya, mengembangkan pemikiran, kreativitas dan ekspresi dalam diri setiap peserta didik. Berdasarkan fakta-fakta di atas, penulis mengangkat judul “Penerapan Model Non-Directive untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Rasa Percaya Diri Pada Siswa MAN 3 Jakarta“Model non-directive ini merupakan metode pengajaran personal yang memiliki beberapa tujuan. Salah satunya adalah menuntun peserta didik untuk memiliki kekuatan mental yang baik dan kestabilan emosi yang memadai sehingga diharapkan mampu menumbuhkan sikap percaya diri. Menurut beberapa penelitian mengatakan bahwa model pengajaran personal akan meningkatkan prestasi akademik yang berdampak pada psikologi pembelajar. Roebuck, Buhler dan Aspy dalam Joyce (2009 hlm. 366) menyatakan bahwa guru yang mengembangkan model personal sangatlah potensial untuk meningkatkan prestasi peserta didik. Model ini berasal dari kebutuhan dan aspirasi peserta didik itu sendiri, melibatkan semua peserta didik dalam proses menentukan apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya, mengembangkan pemikiran, kreativitas dan ekspresi dalam diri setiap peserta didik. Berdasarkan fakta-fakta di atas, penulis mengangkat judul “Penerapan Model Non-Directive untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Rasa Percaya Diri Pada Siswa MAN 3 Jakarta“Model non-directive ini merupakan metode pengajaran personal yang memiliki beberapa tujuan. Salah satunya adalah menuntun peserta didik untuk memiliki kekuatan mental yang baik dan kestabilan emosi yang memadai sehingga diharapkan mampu menumbuhkan sikap percaya diri. Menurut beberapa penelitian mengatakan bahwa model pengajaran personal akan meningkatkan prestasi akademik yang berdampak pada psikologi pembelajar. Roebuck, Buhler dan Aspy dalam Joyce (2009 hlm. 366) menyatakan bahwa guru yang mengembangkan model personal sangatlah potensial untuk meningkatkan prestasi peserta didik. Model ini berasal dari kebutuhan dan aspirasi peserta didik itu sendiri, melibatkan semua peserta didik dalam proses menentukan apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya, mengembangkan pemikiran, kreativitas dan ekspresi dalam diri setiap peserta didik. Berdasarkan fakta-fakta di atas, penulis mengangkat judul “Penerapan Model Non-Directive untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Rasa Percaya Diri Pada Siswa MAN 3 Jakarta“Model non-directive ini merupakan metode pengajaran personal yang memiliki beberapa tujuan. Salah satunya adalah menuntun peserta didik untuk memiliki kekuatan mental yang baik dan kestabilan emosi yang memadai sehingga diharapkan mampu menumbuhkan sikap percaya diri. Menurut beberapa penelitian mengatakan bahwa model pengajaran personal akan meningkatkan prestasi akademik yang berdampak pada psikologi pembelajar. Roebuck, Buhler dan Aspy dalam Joyce (2009 hlm. 366) menyatakan bahwa guru yang mengembangkan model personal sangatlah potensial untuk meningkatkan prestasi peserta didik. Model ini berasal dari kebutuhan dan aspirasi peserta didik itu sendiri, melibatkan semua peserta didik dalam proses menentukan apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya, mengembangkan pemikiran, kreativitas dan ekspresi dalam diri setiap peserta didik. Berdasarkan fakta-fakta di atas, penulis mengangkat judul “Penerapan Model Non-Directive untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Rasa Percaya Diri Pada Siswa MAN 3 Jakarta“Model non-directive ini merupakan metode pengajaran personal yang memiliki beberapa tujuan. Salah satunya adalah menuntun peserta didik untuk memiliki kekuatan mental yang baik dan kestabilan emosi yang memadai sehingga diharapkan mampu menumbuhkan sikap percaya diri. Menurut beberapa penelitian mengatakan bahwa model pengajaran personal akan meningkatkan prestasi akademik yang berdampak pada psikologi pembelajar. Roebuck, Buhler dan Aspy dalam Joyce (2009 hlm. 366) menyatakan bahwa guru yang mengembangkan model personal sangatlah potensial untuk meningkatkan prestasi peserta didik. Model ini berasal dari kebutuhan dan aspirasi peserta didik itu sendiri, melibatkan semua peserta didik dalam proses menentukan apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya, mengembangkan pemikiran, kreativitas dan ekspresi dalam diri setiap peserta didik. Berdasarkan fakta-fakta di atas, penulis mengangkat judul “Penerapan Model Non-Directive untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Rasa Percaya Diri Pada Siswa MAN 3 Jakarta“Model non-directive ini merupakan metode pengajaran personal yang memiliki beberapa tujuan. Salah satunya adalah menuntun peserta didik untuk memiliki kekuatan mental yang baik dan kestabilan emosi yang memadai sehingga diharapkan mampu menumbuhkan sikap percaya diri. Menurut beberapa penelitian mengatakan bahwa model pengajaran personal akan meningkatkan prestasi akademik yang berdampak pada psikologi pembelajar. Roebuck, Buhler dan Aspy dalam Joyce (2009 hlm. 366) menyatakan bahwa guru yang mengembangkan model personal sangatlah potensial untuk meningkatkan prestasi peserta didik. Model ini berasal dari kebutuhan dan aspirasi peserta didik itu sendiri, melibatkan semua peserta didik dalam proses menentukan apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya, mengembangkan pemikiran, kreativitas dan ekspresi dalam diri setiap peserta didik. Berdasarkan fakta-fakta di atas, penulis mengangkat judul “Penerapan Model Non-Directive untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Rasa Percaya Diri Pada Siswa MAN 3 Jakarta“
Judul Seri -
No. Panggil LA.0291
Penerbit BDK Jakarta : Jakarta.,
Deskripsi Fisik 64 hlm
Bahasa Indonesia
ISBN/ISSN -
Klasifikasi -
Tipe Isi -
Tipe Media -
Tipe Pembawa -
Edisi -
Subjek MODEL NON-DIRECTIVE
KETERAMPILAN BERBICARA
MAN 3 JAKARTA
Info Detail Spesifik -
Pernyataan Tanggungjawab
Lampiran Berkas
Tidak tersedia versi lain